Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten yang bergerak di bidang jasa pengangkutan dan transportasi PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) tiba-tiba melonjak pada awal perdagangan hari ini, Senin (27/9/2021), setelah stagnan sejak hampir 3 bulan lalu. Kenaikan saham PURA hari ini terjadi seiring pemilik Pesantren Daarul Qur'an dan Grup Paytren ustaz Yusuf Mansur menyebut kode saham PURA dalam unggahan terbaru di akun Instagram pribadinya, Senin pagi ini (27/9).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.54 WIB, saham PURA melonjak 34,00% ke Rp 67/saham, dengan nilai transaksi jumbo Rp 50,54 miliar dan volume perdagangan yang sangat ramai 2,56 miliar saham.
Saham ini terakhir bergerak pada 1 Juli lalu, ketika merosot dari Rp 51/saham ke level gocap atau Rp 50/saham. Setelah sempat menyentuh harga Rp 146/saham pada awal Juli 2021 saham PURA memang cenderung anjlok hingga ke level terendah.
Adapun nilai kapitalisasi pasar saham PURA tergolong mini, yakni Rp 381,11 miliar.
Selain itu, Waran seri I PURA (PURA-W) juga melonjak 112,50% ke Rp 17/waran pagi ini.
Lantas, bagaimana 'jeroan' keuangan PURA sepanjang semester I tahun ini?
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan di BEI, PURA berhasil membukukan kenaikan laba bersih 4,41% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 4,74 miliar pada semester I 2021, dari Rp 4,53 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 1,22% secara yoy dari Rp 57,98 miliar pada paruh pertama 2020 menjadi Rp 58,69 miliar pada semester pertama tahun ini.
Lebih rinci, pendapatan usaha PURA berasal dari pos pendapatan dari pihak ketiga di segmen jasa angkutan sebesar Rp 31,32 miliar (sebelum dikurangi klaim susut Rp 369,85 juta). Selain itu, pendapatan lainnya berasal dari jasa angkutan kepada pihak berelasi sebesar Rp 27,74 miliar pada semester I 2021.
Adapun pelanggan yang melebihi 10% dari total pendapatan perusahaan adalah pihak berelasi, PT Rajawali Dwiputra Indonesia, yang menyumbang Rp 10,90 miliar pada 6 bulan pertama 2021.
Lebih lanjut, total aset PURA tercatat mencapai Rp 471,69 miliar per akhir Juni 2021. Sementara, total liabilitas perusahaan sebesar Rp 43,26 miliar dan total ekuitas mencapai Rp 428,43 miliar pada semester pertama 2021.
Sebelumnya, dalam unggahan foto terbaru di Instagram pribadinya, Yusuf Mansur atau biasa dipanggil YM, menyebut PURA baik dalam foto dan caption.
Dalam foto tersebut, Ustaz YM, yang menggunakan kaos hitam dan berpeci putih, terlihat sedang berpose sambil memegang sebuah cangkir putih kecil dan sepiring kecil kudapan ringan. Terpampang juga, dalam foto itu, tulisan "Enak zamanku nanti Insya Allah" dan "yang REAL REAL aja, gak PURA-PURA". Sementara, dalam caption Instagram, Yusuf Mansur menulis soal pemikiran singkatnya mengenai PURA dengan menggunakan contoh bahwa sopir truk PURA nantinya bisa menjadi santri atau, dalam istilahnya, 'santri berjalan'.
"Ini [tampaknya merujuk ke tulisan dalam foto], ntar ada di semua belakang truknya PURA yang ga pura2, hehehehe. Ratusan loh. Belum lagi asosiasinya. Tar [Nanti] supir2 struk, pada ikut jadi santri... santri berjalan... berlajar di radio truk via aplikasi trucking... di semua pool truk, di nusantara, pool2nya pura, dibangun majlis, mushalla dan rumah tahfizh, buat supir2nya truknya pura, berikut kernet, dan bengkelisnya," kata YM dalam Instagramnya, dikutip CNBC Indonesia, Senin (27/9/2021).
Sementara itu, menurut data BEI, hingga saat ini belum terdapat transaksi pembelian saham PURA oleh Yusuf Mansur (jika di atas 5% saham).
Per 31 Agustus 2021, PT Rajawali Dwiputra menggenggam 13,328% saham, PT Rajawali Inti memiliki 16,67%, PT Igelcorp Nusantara 7,31%, PT Igelcorp Asia Kapital 8,17%. Sisanya, masyarakat menguasai 54,52% saham perusahaan.
Sebelum menyebut-nyebut PURA, Yusuf Mansur baru-baru ini memborong tiga saham emiten kecil, yakni emiten jasa layanan kesehatan PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA), emiten produsen beton ready mix dan beton precast PT Berkah Beton Sadaya (BEBS) dan emiten properti PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL).
Sebagai informasi, dikutip dari website perusahaan, Putra Rajawali Kencana atau dikenal sebagai Pura Trans berusaha dalam bidang pengangkutan dan pergudangan, aktivitas penyewaan dan sewa guna tanpa hak opsi dan perdagangan besar atau eceran.
Saat ini perusahaan yang bermarkas di Surabaya ini bergerak dalam bidang pengangkutan. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2012 dan melantai di bursa sejak 29 Januari 2020.