KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona (Covid-19) membuat beberapa emiten menunda ekspansi. Salah satunya adalah PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA).
Emiten yang bergelut di bidang logistik dan pengangkutan ini belum menggunakan dana hasil penawaran umum atau initial public offering (IPO) untuk melancarkan ekspansinya.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, emiten yang juga dikenal dengan nama Puratrans ini meraup dana segar hingga Rp 189 miliar. Seluruh dana hasil IPO akan digunakan pembelian armada dengan rincian sebanyak 39% untuk pembelian used truck dengan ukuran medium, 44% digunakan untuk membeli truk baru, dan sisanya akan digunakan untuk karoseri serta ban dan aksesorisnya.
“PURA belum merealisasikan dana IPO ini. Kami menunggu perkembangan pasar akibat dampak Covid-19 ini,” ujar Direktur Utama Putra Rajawali Kencana, Ariel Wibisono kepada Kontan.co.id, Rabu (15/4).
Salah satu rencana yang tertunda adalah penambahan 25 unit kendaraan baru yang sedianya akan dilakukan pada bulan Maret 2020. Ariel bilang, rencana ini belum bisa direalisasikan saat ini. Namun PURA akan berusaha merealisasikan pembelian armada tersebut pada tahun ini.
Tidak hanya penambahan armada, ekspansi PURA ke pasar Sumatra dan Bali juga ikut terdampak wabah Covid-19. Pun begitu dengan rencana diversifikasi komoditas yang diangkut mesti ditunda.
Asal tahu, setelah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), PURA berambisi untuk mendiversifikasi produk yang diangkut. Salah satu komoditas yang sudah diincar adalah produk tetes tebu yang menjadi bahan baku etanol serta komoditas barang jadi (finished good). “Rencana ekspansi kami tunda sembari menunggu perkembangan kasus covid-19 ini,” imbuh dia.
Meski tidak signifikan, Ariel tidak menampik ada sebagian jalur distribusi yang terdampak kebijakan pembatasan sosial (PSBB) saat ini. Ada jalur distribusi yang terganggu untuk sektor pengiriman barang konsumtif di wilayah distribusi perkotaan. PURA mengatasi hal ini dengan mengalihkan distribusi ke daerah-daerah non perkotaan untuk bulan April 2020.
Terakhir, penyebaran Covid-19 juga turut membuat PURA merevisi target pendapatannya. Awalnya, PURA menargetkan dapat membukukan pendapatan Rp188 miliar dan laba kotor Rp 36 miliar tahun ini.
Meski tidak menyebut angka pasti, Ariel memastikan PURA akan melakukan penyesuaian terhadap target tersebut. “Semoga Covid-19 segera berakhir,” tutup Ariel.
Asal tahu, PURA resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada 29 Januari 2020 silam dengan harga penawaran awal Rp 105 per saham. Pada perdagangan perdana, saham PURA terbang 69,52% ke level Rp 178 per saham.
Pada perdagangan hari ini, saham PURA berada di level Rp 74 per saham. Dalam sebulan, saham PURA telah terkoreksi 35,65%.