KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat pandemi memukul semua sektor usaha, nyatanya beberapa perusahaan justru tetap bisa membukukan kinerja yang positif. Salah satunya adalah PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA).
Emiten yang bergerak di sektor transportasi ini mengaku mampu mencatatkan kinerja yang apik pada tahun lalu di saat pandemi melanda. Bahkan, di tengah momen pemulihan ekonomi tahun ini, PURA juga optimistis bisa melanjutkan kembali kinerja positif mereka.
Direktur Utama PURA Ariel Wibisono meyakini, tahun ini sektor transportasi memiliki outlook yang menjanjikan. Apalagi, ia bilang PURA pada tahun lalu relatif tidak terlalu terganggu kinerjanya akibat pandemi Covid-19.
“Dari segi bisnis, segmentasi market PURA ini kan membidik business to business (B2B). Oleh karena itu, bisnis kami tidak terlalu terdampak dan bisa mencatatkan kinerja yang baik dan sesuai ekspektasi dari manajemen PURA,” kata Ariel kepada Kontan.co.id, Kamis (25/2).
Walau demikian, Ariel belum bisa membagikan detail kinerja PURA pada kuartal IV-2020 kemarin. Secara umum, ia bilang, PURA berhasil membukukan kinerja positif baik dari segi pendapatan maupun kinerja keuangan. Dari segi kenaikan pendapatan, PURA disebut berhasil mencatatkan pertumbuhan double digit, sementara posisi cash flow juga positif.
Sementara menyambut tahun ini, Ariel optimistis PURA bisa membukukan kenaikan pendapatan lagi yang cukup signifikan. Hal ini berdasarkan pertimbangan pada 2021 akan ada pembangunan kelanjutan Infrastruktur oleh pemerintah. Selain itu, optimisme kinerja industri yang akan bangkit seiring dampak dari Covid-19 yang sudah mulai membaik.
Optimisme PURA tercermin dari target kinerja yang dipatok pada tahun ini. Ariel menyebut, pihaknya menargetkan pendapatan PURA diharapkan bisa mencapai Rp 145,63 miliar sepanjang tahun ini. Selain itu, diharapkan dari sisi laba kotor akan mencapai Rp 17,62 miliar di akhir 2021 mendatang.
Nah, untuk mencapai target kinerja tersebut, PURA memiliki beberapa strategi untuk tahun ini. Seperti, mengembangkan sistem operation management dengan cara dedicated fleet. Artinya kendaraan PURA hanya didedikasikan untuk customer tersebut.
Lebih lanjut Ariel bilang, segala urusan pengiriman yang ditujukan ke fleet kendaraan milik PURA hanya untuk customer tersebut dan tarif semua rute dihitung fixed rate dengan batasan-batasan yang disetujui kedua belah pihak. Pihaknya juga akan terus mengembangkan sistem internal manajemen baik untuk fleet, driver, dan inventory serta integrasi menuju INTRALOGISTIK 4.0.
“Guna semakin memaksimalkan kinerja, kami juga akan menjalin kerjasama dengan perusahaan multimoda. Jadi, nantinya, dengan integrasi moda transportasi, diharapkan volume pengiriman bisa lebih maksimal dan risiko pun bisa lebih diminimalisir,” imbuh Ariel.
Melalui kerjasama dengan perusahaan multimoda, PURA sekaligus berusaha menjawab akan perlunya adaptasi di era baru pada dunia logistik pengiriman angkutan barang B2B. Pada akhirnya, diharapkan kerjasama ini dapat mengoptimalkan laba PURA ke depannya.
PURA sendiri telah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 30 miliar untuk tahun ini. Dana capex akan berasal dari hasil konversi Waran PURA-W. Selain untuk beberapa hal yang sudah sebelumnya disebutkan, capex juga akan digunakan untuk pengembangan sistem IT.
Ariel mengatakan, PURA akan mengedepankan implementasi IT system dalam setiap armada dan driver supaya meminimalkan turnover dan mempercepat proses administrasi. Selain itu system yang baik akan meningkatkan disiplin driver dan semua SDM PURA.
"Fokus bisnis PURA tahun ini adalah pengangkutan, serta penambahan client basis di sektor raw material, bahan pokok, building material, infrastruktur, agriculture, dan komoditas," katanya.
PURA juga masih merealisasikan pengiriman pembelian truk yang tertunda. Untuk tahun ini, akan terealisasi sampai dengan 75% pengiriman kendaraan hasil dari kontrak pembelian.
Ariel menyebut, untuk kontrak pengiriman air minum dalam kemasan sudah berjalan sementara produk paper roll masih dalam proses. "Perihal nilai kontrak, kami tidak berdasarkan nilai seperti kontraktor, tetapi berdasarkan kemampuan daya angkut volume yang kami distribusikan. Kami optimistis, utilitas kendaraan kami akan meningkat menjadi 90% di tahun 2021," pungkas Ariel.
Adapun PURA berhasil mencatat laba tahun berjalan Rp 4,28 miliar di kuartal III-2020, naik 84,20% dari periode yang sama sebelumnya yang sebesar Rp 2,32 miliar. Kenaikan laba ini ditopang oleh meningkatnya pendapatan dan efisiensi biaya yang dilakukan PURA.
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2020, tercatat pendapatan usaha PURA sebesar Rp 77,55 miliar, naik 41,02% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 54,98 miliar. Pertumbuhan tersebut terutama berasal dari peningkatan jasa angkut dari pihak ketiga sebesar Rp 17,06 miliar atau naik 69,18% dari periode yang sama sebelumnya yang sebesar Rp 24,66 miliar.
Manajemen PURA mencatat, net profit margin pada 30 September 2020 dan 30 September 2019 masing-masing dan adalah 5,52% dan 4,22%. Sementara itu, return on asset pada 30 September 2020 dan 30 September 2019 masing-masing adalah 1,03% dan 1,05% serta return on equity pada 30 September 2020 dan 30 September 2019 masing-masing dan berturut-turut adalah 1,14% dan 1,28%.