Bisnis, JAKARTA — Emiten logistik, PT Putra Rajawali Kencana Tbk. (PURA) menganggarkan belanja modal mencapai Rp68 miliar tahun ini. Rencananya, belanja modal tersebut akan digunakan untuk memenuhi ekspansi penambahan armada dan peralatan terakit pengangkutan komoditas.
Direktur Utama Putra Rajawali Kencana Ariel Wibisono mengatakan telah menyiapkan anggaran belanja modal sebesar Rp68 miliar pada 2022.
"Anggaran tersebut guna menambah alat-alat angkut seperti ISO tank, kontainer, dan aksesoris pendukung komoditas-komoditas dan energi," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (6/1/2022).
Lebih lanjut, emiten bersandi PURA ini sudah berhasil menjalankan aktivitas logistik melalui moda kereta api. Pada 2022, perseroan bakal merealisasikan pengangkutan dengan moda kapal untuk penguasaan jalur tol laut mendukung pendistribusian cepat lintas Jawa-Sumatera dengan volume pengangkutan yang lebih besar.
PURA akan memperluas daerah jangkauan sesuai permintaan dan pertumbuhan infrastruktur yang terus dibangun oleh pemerintah. PURA akan berekspansi di wilayah pulau Sumatera.
"Selain wilayah jangkauan, PURA juga akan menambah diversifikasi pengangkutan ke sektor energi, dengan terlibat di dalam rantai pasok logistik energi utamanya pengangkutan gas dan juga merambah komoditas seperti pupuk dan gula, dalam hal pendistribusian di level upstream dan downstream," paparnya.
Di sisi lain, PURA juga bakal melakukan private placement (PP) setara 9,99 persen saham pada tahun depan. Manajemen akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 27 Januari 2022.
Perseroan yang sebagian sahamnya dipegang Ustaz Yusuf Mansur ini bakal menerbitkan sebanyak-banyaknya 576.866.939 saham yang merupakan 9,99 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan dengan nilai nominal Rp50.
"Dalam rangka memenuhi POJK No. 14/2019, penambahan modal yang dilakukan perseroan tanpa memberikan HMETD tersebut akan dilakukan dengan nilai tidak lebih dari 10 persen dari jumlah modal ditempatkan dan modal disetor perseroan atau tidak lebih dari Rp40,38 miliar," urai manajemen.
Penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) ini dalam rangka memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan sekaligus melaksanakan kegiatan usaha.
"Rencana PMTHMETD akan dilaksanakan setelah disetujui oleh RUPSLB Perseroan 27 Januari 2022 dan tidak melebihi jangka waktu 2 tahun terhitung sejak penyelenggaraan RUPSLB yang menyetujui rencana melaksanakan PMTHMETD," ungkapnya.
Direksi memandang PURA perlu memperkuat struktur permodalan dalam rangka pengembangan usaha. Saat ini, PURA tengah memperluas pasar logistik supply chain ke wilayah Sumatera.
Sehubungan dengan hal tersebut, PURA berencana melaksanakan PMTHMETD setelah mendapatkan persetujuan dari RUPSLB dan dipenuhinya seluruh persyaratan berdasarkan ketentuan hukum.
"Melalui PMTHMETD, perseroan diharapkan akan mendapatkan alternatif sumber pendanaan untuk kepentingan pelaksanaan dan pengembangan kegiatan usaha," jelasnya.
Terkait calon pembeli, PURA masih dalam proses menemukan calon pemodal eksternal yang akan berpartisipasi dalam PMTHMETD. Dalam proses tersebut, Perseroan berencana menemukan calon pemodal eksternal yang tidak memiliki hubungan afiliasi.