JAKARTA - PT Putra Rajawali Kencana Tbk resmi mencatatkan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan hari ini, Rabu (29/1/2020). Emiten berkode saham PURA itu menjadi perusahaan ke-8 yang tercatat pada tahun ini.
Melalui skema penawaran saham perdana (initial public offering/IPO), perseroan yang bergerak di bidang logistik itu, melepas 1,8 miliar saham atau setara 33,95% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran ditetapkan sebesar Rp105 per saham, sehingga perseroan dapat meraup dana segar sebesar Rp1,8 miliar.
Pada pembukaan perdagangan, saham PURA naik 73 poin ke level Rp178 per lembar dari harga IPO, atau mengalami kenaikan 69,52%. Saham PURA ditransaksikan sebanyak 63 kali dengan volume sebanyak 18.549 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp323,82 juta.
Dengan demikian, saham PURA langsung terkena penolakan otomatis (auto rejection) oleh Jakarta Automated Trading System (JATS), karena kenaikan harga saham melebihi ketentuan persentase tertinggi harian khusus saham IPO.
Dalam ketentuan perdagangan perdana saham yang baru dicatatkan dapat terkena auto rejection jika naik atau turun berlaku dua kali lipatnya. Terdiri dari sebesar 70% untuk harga saham Rp50-Rp200, 50% untuk harga saham Rp200-Rp5.000, dan 40% untuk harga saham di atas Rp5.000.
"Masuk BEI adalah bagian strategis perseroan dalam meningkatkan kapasitas armada dan tata kelola yang lebih baik," ujar Direktur Utama Putra Rajawali Kencana Ariel Wibisono di BEI, Jakarta, Rabu (29/1/2020).
Menurutnya, selama masa penawaran umum saham PURA mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 59,18 kali dari jumlah saham yang ditawarkan untuk porsi pooling. "Jauh melebihi ekpektasi yang diharapkan oleh perseroan," tambahnya.
Selain melepas saham, perseroan juga menerbitkan 1,2 miliar waran seri I atau setara 34,27% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Harga pelaksanaan untuk waran seri I sebesar Rp106.
Di mana, waran diberikan secara cuma-cuma pada setiap pemegang tiga saham baru yang namanya tercatat pada tanggal penjatahan. Dalam aksi korporasi ini, Putra Rajawali Kencana menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Ariel menargetkan, usai IPO perseroan dapat membukukan pendapatan sekitar Rp188 miliar dan Rp268 miliar pada 2020 dan 2021. Sedangkan, untuk laba kotor pendapatan (gross profit) Perseroan memproyeksikan akan tumbuh sekitar 207% dan 54% pada 2020 dan 2021.
Untuk mencapai target tersebut, perseroan akan menjalankan beberapa strategi usaha yakni menambah jumlah armada, menambahkan ekspansi pasar ke luar Jawa. "Serta perseroan akan meningkatkan penggunaan teknologi dalam angkutan jasa darat, serta penggunaan armada truk terbaru dan efisiensi biaya operasi," katanya.