KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor transportasi, PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) menganggarkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 15 miliar - Rp 25 miliar tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat peralatan penunjang pada sektor building material, agriculture, dan raw material.
"Sehingga kami perlukan melakukan pengadaan alat-alat pendukung untuk SOP dalam segi pengiriman komoditas-komoditas terkait," ungkap Direktur Utama PURA Ariel Wibisono saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (3/10).
Ariel memaparkan, hingga kuartal III-2021 serapan capex sudah mencapai 50%. Dia bilang, sambil menunggu rampungnya kontrak-kontrak anyar, pihaknya akan segera menyerap lebih besar alokasi capex tahun ini.
Di tahun ini, PURA membidik pertumbuhan bisnis yang positif dibandingkan tahun 2020. Perusahaan optimistis dapat meraih pendapatan sebesar Rp 145 miliar, atau meningkat sekitar 51,12% dari realisasi pendapatan pada tahun 2020 senilai Rp 95,95 miliar.
Menurut Ariel, pendapatan PURA per September 2021 masih sejalan dengan target yang dicanangkan di awal, sehingga perseroan pun tidak melakukan perubahan target dalam pencapaian kinerja tahun ini.
"Sampai dengan September 2021, pendapatan masih tergolong cukup solid dengan adanya growth double digit dibanding tahun lalu," kata dia.
Sejumlah strategi pun dicanangkan perseroan demi memuluskan target bisnisnya tahun ini. Pertama, menambah jaringan atau simpul logistik untuk memperlancar jalur distribusi PURA. "Sehingga utilisasi kendaraan meningkat, akan menghasilkan peningkatan pendapatan," sambungnya.
Kedua, menambah diversifikasi basis klien di setiap sektor berdasarkan komponen atau material pendukung yang termasuk di setiap segmen yang dibidik perseroan.
Ketiga dan terakhir, menambah basis klien customer yang memilki captive volume serta memperluas basis distribusi logistik ke sektor energi dan agrikultur.
Hingga saat ini, perseroan belum merilis laporan keuangan kuartal III-2021. Namun, per Juni lalu, PURA tercatat meraup pendapatan neto sebesar Rp 58,68 miliar. Jumlah itu naik tipis 1,21% dari semula Rp 57,98 miliar per 30 Juni 2020.
Sementara dari sisi bottom line, berhasil tumbuh 4,41% menjadi Rp 4,73 miliar per akhir Juni 2021. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, laba neto periode berjalan PURA hanya mencapai Rp 4,53 miliar.