Pura Trans Genjot Omset Rp 188 - 268 Miliar

Tanggal

30 Jan 2020

Kategori

Bisnis

Dilansir Oleh

Bagikan




PT Putra Rajawali Kencana Tbk/Pura Trans memproyeksikan pendapatan di tahun 2020 senilai Rp 188 miliar dan peningkatan omset naik menjadi Rp 268 miliar di tahun 2021 . Sedangkan, untuk laba kotor pendapatan (gross profit) pada 2020-2021 itu diproyeksikan tumbuh sekitar 207% dan 54%.

Untuk mencapai target tersebut, Pura Trans akan menjalankan beberapa strategi usaha ke depannya. Strategi itu adalah menambah jumlah armada, memperluas ekspansi pasar di luar Pulau Jawa, dan meningkatkan penggunaan teknologi dalam angkutan jasa darat, serta penggunaan armada truk terbaru dan efisiensi biaya operasi.

Target omset dan strategi usaha emiten logistik dan transportasi ini seiring dengan pelaksanaan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia pada Rabu kemarin. Saham Putra Rajawali yang berkode PURA ini tercatat sebagai perusahaan ke-8 di BEI di tahun 2020.

Ariel Wibisono, Direktur Utama Pura Trans mengatakan listing di BEI adalah bagian strategis perseroan dalam meningkatkan kapasitas armada dan tata kelola yang lebih baik. Ariel menambahkan, pihaknya mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 21 Januari 2020.

Selama masa penawaran umum 22-23 Januari 2020, saham PURA mendapatkan respons tinggi dari investor. "Seluruh saham yang ditawarkan dapat diserap dengan baik dengan mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 59,18 kali dari jumlah saham yang ditawarkan untuk porsi pooling, jauh melebihi ekpektasi yang diharapkan oleh perseroan," kata Ariel pada pernyataannya seperti ditulis SWAonline di Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Yonathan Himawan Hendarto, Direktur PURA menyebutkan prospek industri logistik masih dapat bertumbuh dengan baik beberapa tahun ke depan. "Perseroan juga senantiasa menjaga performa keuangan agar mulai tahun 2024 dapat membagi dividen kepada para pemegang saham," ujar Yonathan.

Sementara itu, Daud Gunawan, Head of Investment Banking PT UOB Kay Hian Sekuritas, yang merupakan penjamin pelaksana emisi efek PURA menyatakan, perusahaan ini memiliki manajemen yang berpengalaman dan bertata kelola baik. Potensi dan kebutuhan intra-logistik di Indonesia sangatlah tinggi, sehingga langkah strategis perseroan untuk mendapatkan pendanaan dari bursa saham merupakan langkah yang tepat. “Manajemen PURA juga optimistis bisnis perseroan akan terus bertumbuh untuk menjadi terdepan dalam industri logistik B2B (business to business)," tutur Daud.

PURA berdiri pada 2012 yang bergerak di bidang logistik untuk kebutuhan antar industri. Lini bisnis perseroan berkembang dengan melayani berbagai kebutuhan angkutan barang, penunjang infrastruktur, dan pendukungnya seperti tiang listrik, tiang pancang, box culvert, bantalan rel, asbes, dan bata ringan/hebel.

Pada 2019, seiring dengan pertumbuhan bisnis , perseroan berencana menambah fasilitas armada baru dan bekas, serta ban dan karoserinya dari dana hasil IPO. Saat ini, pangsa pasar utama perseroan adalah wilayah Jawa dan Sumatera. Perseroan memiliki 155 truk kategori medium truk. Setelah masuk bursa saham, perseroan akan membeli 205 truk kategori medium truk untuk memperkuat pasar logistik nasional.

Industri jasa angkutan darat akan tetap berkembang walaupun ekonomi domestik sedang melambat. Ini didukung oleh pemerintah yang terus mengembangkan pembangunan infrastrukur darat. Ada pula kebijakan Pemerintah baru yang melarang angkutan barang over dimension and over load (ODOL) sehingga akan memerlukan truk lebih banyak lagi. Industri jasa angkutan darat akan selalu dibutuhkan dalam menunjang kegiatan usaha perseroan untuk mendistribusikan berbagai macam barang industri.

Pura Trans melepas 1,8 miliar saham atau setara 33,95% di harga Rp 105 per saham saat melaksanakan IPO pada Rabu pekan ini. PURA juga menerbitkan 1,2 miliar waran seri I atau 34,27% dari total modal disetor. Rasionya, setiap tiga pemegang saham baru mendapatkan dua waran. Waktu pelaksanaan waran mencapai tiga tahun, dengan harga pelaksanaan Rp 106 yang menyertai saham baru perseroan.

PURA menghimpun dana segar dari IPO ini senilai Rp 189 miliar. Rencananya, dana dari IPO digunakan untuk pembelian armada baru dan bekas, trailer tronton, dan karoseri serta ban dan aksesorisnya. Sekitar 38,2% penggunaan dana IPO, setelah dikurangi biaya-biaya terkait emisi efek, akan digunakan untuk pembelian kendaraan truk Hino bekas sebanyak 67 unit dan kendaraan truk Hino baru sebanyak 39 unit. Kemudian, sekitar 46,1% akan digunakan untuk membeli kendaraan trailer dan tronton Hino baru (inden untuk tahun 2020 hingga 2021) sebanyak 99 unit.

Dana sebesar 10,5% lainnya akan digunakan untuk pembelian karoseri berupa ekor trailer 20 feet sebanyak 30 unit dan flatbed sebanyak 45 unit, sekitar 4,5% dialokasikan untuk membeli aksesorisnya, dan 0,7% untuk modal kerja.

Selain pencatatan saham baru, perseroan juga mencatatkan sejumlah 3.501.463.280 saham di BEI. Harga saham PURA pada perdagangan perdananya di Rabu kemarin ditutup pada harga Rp 178, atau melonjak sebesar 69,52% dari harga penawaran senilai Rp 105. Pada perdagangan kemarin itu, saham PURA tercatat di daftar saham-saham yang memberikan imbal hasil tertinggi (top gainers).