KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor transportasi, PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) menargetkan kontrak angkutan sugar cane mollases, finnished goods, building material, dan kontrak kerjasama dalam penyewaan kendaraan bisa terealisasi sampai dengan akhir tahun 2020.
Direktur Utama Putra Rajawali Kencana Ariel Wibisono optimistis kontrak angkutan pada tahun ini bisa meningkat 10%-15%. Ariel juga berharap bisa memfinalkan kontrak pengiriman paper roll, pupuk, dan duplex yang harapannya bisa terealisasi pada tahun depan.
"Untuk kontrak itu masih dalam proses untuk finalisasi , kemungkinan akan terealisasi pada tahun depan," ungkapnya.
Sejauh ini, PURA juga telah berhasil mendapatkan kontrak pengiriman tetes tebu sebagai bahan baku alkohol dan pakan ternak. "Kami juga tengah negosiasi pengiriman kertas paper roll, pengangkutan pupuk dan duplex," katanya.
Hingga akhir tahun ini, PURA ingin menambah klien di sektor bahan pokok, karena mulai masuk ke muatan beras, pupuk dan muatan pakan ternak. Ariel menyebut, pihaknya membidik klien di bidang ini karena permintaan lebih stabil dan bersifat defensif.
Ariel juga mengatakan, PURA pada tahun ini fokus pada pembenahan dan pembaharuan sistem management untuk bisa berfokus kepada efisiensi biaya dan optimalisasi utilitas kendaraan.
Sampai kuartal III 2020, PURA telah melakukan ekspansi penambahan klien, perbaikan sistem manajemen mutu dengan penyempurnaan driver management system yang akan menjadi backbone perusahaan di kemudian hari untuk efisiensi dan efektivitas pengiriman dan pengelolaan sumber daya manusia, Driver. Dengan anggaran belanja modal atau capital expendiure (capex) yang diambil dari dana hasil IPO sebesar Rp 187 miliar.
"Selain digunakan untuk diversifikasi pasar dan customer baru, realisasi dana hasil IPO juga digunakan untuk pembelian kendaraan sesuai dalam prospektus, kendaraan used dan new, beserta karoseri dan aksesoris," katanya.
PURA juga merevisi target pendapatan dari semula sebesar Rp 188 miliar menjadi Rp 90 miliar - Rp 95 miliar pada tahun ini. Keputusan untuk merevisi target ditetapkan setelah menimbang aktivitas pengiriman yang sempat terdampak oleh pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Meski begitu, target pendapatan hasil revisi masih lebih besar bila dibandingkan dengan realisasi pendapatan PURA pada tahun lalu. "Kami masih optimis masih bisa mengalami kenaikan pendapatan 10%-15% dibanding tahun lalu," ujarnya.
Optimisme PURA untuk mengejar pertumbuhan pendapatan bukannya tanpa alasan. Ariel mengungkapkan, volume pengangkutan berangsur-angsur membaik di kuartal III 2020 sejak Agustus 2020 lalu.
Alhasil, tingkat keterpakaian alias utilisasi armada kendaraan PURA mulai membaik dan meningkat di pertengahan kuartal III tahun ini bila dibandingkan utilisasi kendaraan pada akhir kuartal II 2020 lalu.
Menurutnya, dengan adanya perubahan peraturan perundang-undangan dan perizinan menjadi tantangan bisnis perusahaan ke depan. Selain itu, potensi pandemi berkepanjangan yang mungkin mengganggu aktifitas pabrik klien dan berimbas pada demand pengiriman barang.
Agar bisa menjaga kinerja hingga tutup tahun, PURA telah menyusun beberapa strategi. Untuk memacu pendapatan misalnya, PURA berupaya untuk menambah basis klien baru di sektor bahan pokok.
"Strategi kami adalah dengan masuk pada jenis muatan komoditi bahan pokok yang bersifat defensif dan Demand yang tidak fluktuatif. Peningkatan sistem manajemen mutu dengan implementasi driver management system yang up to date dengan perkembangan jaman," jelas Ariel.
Perlu diketahui, berdasarkan laporan keuangan, pendapatan usaha PURA di semester I 2020 sebesar Rp 57,98 miliar, meningkat Rp 32,29 miliar atau naik 126% dari enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019 sebesar Rp 25,69 miliar.
Pertumbuhan tersebut terutama berasal dari peningkatan jasa angkut dari pihak ketiga sebesar Rp 26,48 miliar atau naik 498% dari semester I 2019 sebesar Rp 5,31 miliar. Peningkatan pendapatan usaha tersebut didorong oleh penambahan armada yang dilakukan sepanjang tahun 2019.
Sementara laba tahun berjalan PURA di semester I 2020 mencapai Rp 4,53 miliar. Laba tersebut meningkat 479% dari semester I 2019 yang tercatat Rp 782 juta.