Tahun ini, Putra Rajawali Kencana (PURA) siapkan capex sebesar Rp 155 miliar

Tanggal

01 Mar 2021

Kategori

Bisnis

Dilansir Oleh

Bagikan




KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor transportasi yakni PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) telah siapkan dana untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 155 miliar untuk tahun ini.

Ariel Wibisono, Direktur Utama PURA mengatakan dana tersebut seluruhnya berasal dari realisasi penawaran umum perdana Perseroan pada tahun 2020. “Kami akan gunakan pembelanjaan capex tersebut seluruhnya untuk pengadaan unit truk yang siap operasional. PURA sudah melakukan serah terima truk sebanyak 155 truk yang akan beroperasi full di tahun ini,” jelas Ariel saat dihubungi KONTAN, Minggu (28/2).

Adapun, ia mengatakan rencana bisnis dengan menambah 155 truk tersebut akan berfokus pada lima pengiriman yakni Raw material industri energy (oleochemical), Raw material industri pharmacy Gliserine), Crude Palm Oil (CPO), Agriculture dan Finnishes Goods. “Serta existensi fleet yang sudah ada kita akan konsentrasikan di pembangunan infrastruktur dan building material serta komoditas,” tambahnya.

Dengan rencana tersebut, PURA memproyeksikan pendapatan tahun ini akan mencapai hingga Rp 276 miliar atau meningkat hingga 188% secara tahunan (yoy). Di samping itu, di tahun ini juga ada beberapa kontrak yang telah dilakukan oleh PURA. Seperti kontrak pengiriman kertas yakni produk paper roll area Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan Sinarmas Group.

“Kontrak SINARMAS sudah kita dapatkan. Melalui APP group. Rencananya konsentrasi distribusi yakni di Jawa Timur dan Jabodetabek,” ujarnya.

Ariel juga optimis, tahun ini pendapatan PURA akan di topang oleh beberapa segmen utama yakni segmen infrastruktur, consumer goods, CPO hingga farmasi.

Adapun untuk semakin memaksimalkan kinerja, PURA juga akan menjalin kerjasama dengan perusahaan multimoda. Sehingga dapat mengoptimalkan laba perseroan dengan integrasi moda transportasi yang saling berkolaborasi untuk mendapatkan volume dan meminimalisasikan resiko.

“Dengan multimoda juga menjawab perlunya adaptasi di new era dalam dunia logistik angkutan barang business to business (B2B) serta kami juga akan berpartisipasi di dalam penambahan client basis di sektor infrastruktur, building material, raw material dan komoditas,” ujarnya.

Selain fokus pada kelima segmen tersebut, rupanya PURA juga sedang melirik peluang bisnis distribusi vaksin. Ariel mengatakan, PURA tengah mengkaji potensi bisnis distribusi vaksin. Bersamaan dengan hal itu, PURA juga sedang mempelajari perizinan khusus untuk melakukan usaha distribusi vaksin.

“Saat ini kami sedang kajian awal. Kami pelajari lebih lanjut apakah ada aturan khusus terkait hal ini di tingkat kementerian, khususnya Kementerian Perhubungan. Kami yakin pengiriman vaksin ini perlu ditangani sangat detail dan aman, kami perlu mengetahui lebih persyaratan dalam pengiriman,” katanya.

Rencana tersebut sejalan dengan adanya perusahaan yang terafiliasi dengan PURA dan sudah cukup berpengalaman dalam melakukan pengangkutan barang dengan menggunakan peti kemas berpendingin atau container reefer. Misalnya saja pengiriman raw material (bahan baku) industri pharmacy, seperti kiriman bahan baku alcohol melalui sugar cane mollases, bahan baku methanol melalui CPO, dan Oleochemcial.

“karena itu permintaan tersebut dari tahun ke tahun meningkat. Sebab itu PURA kedepannya mengkaji bukan hanya vaksin. Tetapi barang jadi daripada industri Pharmacy juga menjadi perhatian dan kajian kita,” tandasnya.

Sebagi informasi, pada kuartal III/2020 PURA berhasil mencatat laba tahun berjalan sebesar Rp 4,28 miliar. Jumlah itu naik 84,20% dari periode yang sama sebelumnya yang sebesar Rp 2,32 miliar. Kenaikan laba ini ditopang oleh meningkatnya pendapatan dan efisiensi biaya yang dilakukan PURA.

Adapun sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2020, tercatat pendapatan usaha PURA sebesar Rp 77,55 miliar, naik 41,02% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 54,98 miliar. Pertumbuhan tersebut terutama berasal dari peningkatan jasa angkut dari pihak ketiga sebesar Rp 17,06 miliar atau naik 69,18% dari periode yang sama sebelumnya yang sebesar Rp 24,66 miliar.